Mengenal Udang Putih Vanamei – Bagian II

Wednesday, April 1, 2009

Mengenal Udang Putih Vanamei – Bagian II

0 comments

D. PERGANTIAN KULIT (MOLTING)

Semua golongan arthropoda, termasuk udang mengalami proses pergantian kulit atau molting secara periodik, sehingga ukuran tubuhnya bertambah besar. Agar udang bisa tumbuh menjadi besar, secara periodik akan melepaskan jaringan penghubung antara epidermis dan kutikula ekstraseluler, segera melepaskan diri dari kutikula (cangkang), menyerap air untuk memperbesar tubuh dan eksoskeleleton yang baru dan selanjutnya terjadi proses pengerasan dengan mineral-mineral dan protein. Proses molting ini menghasilkan peningkatan ukuran tubuh (pertumbuhan) secara diskontinyu dan secara berkala. Ketika molting, tubuh udang menyerap air dan bertambah besar, kemudian terjadi pengerasan kulit. Setelah kulit luarnya keras, ukuran tubuh udang tetap sampai pada siklus molting berikutnya.

Dalam kondisi molting, udang sangat rentan terhadap serangan udang-udang lainnya, karena disamping kondisinya masih sangat lemah, kulit luarnya belum mengeras, udang pada saat molting mengeluarkan cairan molting yang mengandung asam amino, enzim dan senyawa organik hasil dekomposisi parsial eksoskeleton yang baunya sangat merangsang nafsu makan udang. Hal tersebut bisa membangkitkan sifat kanibalisme udang yang sehat.

Ekdisis (proses molting) merupakan suatu rangkaian proses yang sangat kompleks yang dimulai beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelumnya. Pada dasarnya setiap jaringan terlibat dalam persiapan untuk molting yang akan datang, yaitu:

  1. Cadangan lemak dalam jaringan hepatopankreas dimobilisasi.
  2. Pembelahan sel meningkat.
  3. Diproduksi mRNA yang baru, diikuti oleh sintesis senyawa protein baru.
  4. Terjadi perubahan tingkah-laku.

Proses yang rumit ini melibatkan kordinasi sistem hormonal dalam tubuh udang. Siklus molting berlangsung melalui beberapa tahapan. Pada beberapa spesies, masing-masing mempunyai tahapan dan definisi sendiri-sendiri. Pada udang ada 4 tahapan, yaitu:

  1. Postmolt Postmolt adalah tahapan beberapa saat setelah proses eksuviasi (penanggalan eksoskeleton yang lama). Pada tahapan ini terjadi pengembangan eksoskeleton yang disebabkan oleh meningkatnya volume hemolymph akibat terserapnya air ke dalam tubuh. Air terserap melalui epidermis, insang dan usus. Setelah beberapa jam atau hari (tergantung pada panjangnya siklus molting), eksoskeleton yang baru akan mengeras.
  2. Intermolt Pada tahapan ini, eksoskeleton menjadi semakin keras karena adanya deposisi mineral dan protein. Eksoskeleton (cangkang) udang relatif lebih tipis dan lunak dibandingkan dengan kepiting dan lobster.
  3. Early Premolt Pada tahapan early premolt (premolt awal) mulai terbentuk epicuticle baru di bawah lapisan endocuticle. Tahapan premolt di mulai dengan suatu peningkatan konsentrasi hormon molting dalam hemolymph (darah).
  4. Late Premolt Pada tahapan premolt akhir terbentuk lagi lapisan exocuticle baru di bawah lapisan epicuticle baru yang terbentuk pada tahapan early premolt. Kemudian diikuti dengan pemisahan cangkang lama dengan cangkang yang baru terbentuk. Eksoskeleton (cangkang) lama akan terserap sebagian dan cadangan energi dimobilisasi dari hepatopankreas. Ecdysis (pemisahan cangkang) sebagai suatu tahapan hanya berlangsung beberapa menit saja, dimulai dengan membukanya cangkang lama pada jaringan penghubung bagian dorsal antara thorax dengan abdomen, dan selesai ketika udang melepaskan diri dari cangkangnya yang lama. Siklus molting dikendalikan oleh hormon molting yang dihasilkan oleh kelenjar molting yang terdapat di dalam ruang anterior branchium, dan disebut Y –organ.

E. Panduan Standar Budidaya Udang Dalam Blog ini Secara Umum memuat beberapa hal tentang :

  1. Lingkungan perairan merupakan ekosistem yang sangat komplek, yang terdiri dari komponen biotik dan komponen a-biotik. Namun demikian, dengan menyadari dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Budidaya Udang serta variasi kondisi alam tersebut, dapatlah disusun suatu Panduan Standar Budidaya Udang.
  2. Panduan Standar Budidaya Udang (“PSBU”) mencakup keseluruhan tahapan mulai dari pra-persiapan, persiapan air tambak, penebaran benur, pengelolaan lingkungan tambak dan manajemen pakan serta pemanenan udang.
  3. PSBU bersifat dinamis dengan mengingat penyesuaian terhadap perkembangan teknologi Budidaya Udang yang terjadi.
  4. Istilah atau definisi yang digunakan dalam Perjanjian Kerjasama akan berlaku juga terhadap PSBU ini.

F. Penyediaan Material Budidaya Udang

Penyediaan material kebutuhan Budidaya Udang meliputi penyediaan Peralatan Tambak dan Sarana Produksi, yang meliputi :.

  1. Peralatan Tambak: anco, strimin inlet dan outlet, filter I 6“ dan 8“, seichi disk, pengukur ketinggian air, kincir air, pompa air, serok klekap, timbangan pakan, baby box benur, reducer 3“, jala, instalasi listrik tambak dan selang spiral.
  2. Sarana Produksi: Benur, pakan (pellet), obat-obatan yang meliputi pupuk urea, saponin, TSP/SP 36, kapur (CaCO3, Ca(OH)2, Dolomit), probiotik, clorine dan bahan organik (Bungkil Kacang Kedelai dan Dedak).

G. Periode Budidaya Udang

Periode Budidaya Udang dengan gambaran tahapan kerja dan waktu sebagai berikut:

Tabel. 1.01. Periode Budidaya

Pra Persiapan

Persiapan

Tambak

Penebaran Benur

Pemeliharaan

Udang

Periode

Panen

Hari 1 – 20

Hari 21 – 40

(PL 9 - 12 )

Hari 41 – 43

( 1-120)

Hari 44 – 163

( 105-125 )

Hari 149-169

Akhir Panen Start Persiapan Pemeliharaan Start Panen

Status (Permintaan benur)

Hari 16 – 20

Status (Penyesuaian permintaan)

Hari 25 – 30

(Pembesaran )

Hari 90 – 120



Baca Kategori Yang Sama :

Comments

0 comments to "Mengenal Udang Putih Vanamei – Bagian II"

Post a Comment

 

Copyright 2008 All Rights Reserved